Pages

Subscribe:

About

Rabu, 20 Juli 2011

POLITIK MAHASISWA DAN APA ITU MAHASISWA

Mahasiswa adalah anak muda yang peduli dengan rakyat, karena mereka merupakan bagian dari rakyat. Kalau ada apa-apa, merekalah yang merasakan apa yang dirasakan oleh rakyat terhadap pengendalian bangsa. Sekarang saja, mahasiswa minta uang kuliahnya untuk ditunda atau dicicil, karna orang tua mereka kurang mampu. Mereka resah. Banyak PHK. Mereka resah untuk mengungkapkan perasaan semacam itu.
Proses depolitisasi yang telah berjalan sekian lama dan memiliki pengaruh sangat mendalam dalam kultur dan lembaga politik di negri ini merupakan persoalan terpenting dalam upaya mengembangkan demokrasi. Mahasiswa, menurut saya seharusnya memfokuskan perhatian mereka pada masalah yang nyata dan tidak terobsesi pada mitos-mitos gerakan mahasiswa masa lalu yang hanya akan membuat mereka jauh dari realitas.
Mahasiswa akan tetap dikenang sebagai hati nurani zamanya, asalkan mereka tetap pada jalur tanpa kekerasan. Bagi gerakan mahasiswa tanpa kekerasan, pemisahan gerakan moral dan gerakan politik tidak lagi relevan, karena moral harus juga diperjuangkan secara politik, dan aksi politik harus dijalankan dengan prinsip moral.
Menantang dan menghambat perjuangan mereka merupakan masalah besar karena masa depan bangsa 99,5% ada di tangan mereka. Perjuangan mereka bagaikan air bah yang mengalir dan akan terus mengalir sampai kemuara atau sampai cita-cita perjuangannya tercapai.
Tuntutan Mahasiswa juga merupakan tuntutan Rakyat. Karena itu, tuntutan tersebut tidak bersifat praktis dan jauh pula dari bermaksud mengejar kepentingan pribadi. Karena itu pula, tidak tergolong politik praktis. Apabila ada elemen bangsa yang mempunyai visi dan melaksanakan kehendaknya itu, tanpa melihat kepentingan yang lain, itu yang akan membatu kemajuan Mahasiswa sekaligus bangsa dan negara kita.
Kampus justru perlu menjadi pangkalan yang mengalirkan gagasan-gagasan kritis, yang memantau kondisi masyarakat yang menjadi sasaran pembangunan, yang memantau iplementasi kebijakan, sekaligus menjadi tempat mengadu bagi masyarakat yang tau atau mengalami sendiri pihak-pihak pembangunan yang merugikan kesejahtraan masyarakat.
Dikampus tidak boleh ada kekerasan. Bahkan simbol-simbol kekerasaan seperti pistol atau belati pun tak perlu ada. Kampus itu taman pendidikan. Cantrik di kampus tak terutama dilatih mengembangkan otot, melainkan mengembangkan nalar dan budi.
“ kalau kita mencoba menetapkan diri kita sebagai mahasiswa, kita akan bisa mengerti kenapa mahasiswa melakukan sesuatu. Orang akan bisa berempati dengan baik jika dia pernah menjalani hal yang sama.”
Dimana-mana tugas pokok Mahasiswa itu belajar kan....????
Belajar itu penting, karena mereka harus punya keahlian, yang bisa digunakan mereka untuk berkarya. Tetapi jangan lupa Mahasiswa juga membawa misi untuk kehidupan dan bangsanya.
Mungkin tak terlalu salah jika dikatakan bahwa kepeloporan mahasiswa indonesia dalam menuntun demokrasi sekarang telah mulai memasuki tahap munculnya gejala bandwagon effects. Biarpun dimetaforakan sebagai “beramai-ramai ikut rombongan”, gejala itu tak selamanya kekurangan kesejatian.
Mahasiswa hidup di tengah-tengah masyarakat. Itulah sebabnya mereka mengerti dan memahami betul apa yang dirasakan dan diinginkan rakyat.... jika ada yang mengatakan tidak boleh atau melarang aksi mahasiswa, mungkin ada yang senang dengan aksi mahasiswa.
“ Mahasiswa sudah sampai di ambang batas kesabaran melihat terlalu senjangnya apa yang didengar dan dilihat. Kami sebagai Mahasiswa sering sekali mendengar selogan-selogan bagus dari para petinggi di negri ini tentang pemerintahannya yang bersih dan berwibawa, kepedulian pada rakyat.
Namun, kenyataanya, bertentangan dengan apayang terjadi. Kami melihat mereka pamer kemewahan dari para petinggi ....
Ini bertentangan dengan harapan-harapan kami. Karna itu, harus dilakukan rekonstruksi mental supaya kemunafikan itu bisa dikikis”.

DAN JANGAN SEKALI-KALI MENGANGAP KAMI MAHASISWA TIDAK BERANI MAJU KE BARISAN DEPAN UNTUK MELAKUKAN PERUBAHAN.
WASPADALAH KAMI GENERASI BARU AKAN MENUMBANGKAN SEMUA KERISIS INI.

KORUPSI MILIK KITA SEMUA

"Jiwa dan peradaban Korupsi"

Sangat tidak mudah mengambil keputusan apakah korupsi adalah milik para koruptor ataukah milik kita bersama. Juga tidak gampang mengukur kadarnya sebagai “penyakit sistem” (struktural, Sebagai “penyakit manusia” atau “Penyakit Budaya” suatu masyarakat yang berada dalam sistem yang sama. Ia sangat cair, seakan-akan merupakan serbuk yang rata menabur, atau bagaikan asap halus yang tak kasat mata, sehingga tidak bisa serta merta bisa disimpulkan bahwa perilaku korupsi adalah semacam anomali atau penyakit khusus yang berlaku pada sejumlah orang, ataukah ia memiliki “ifastruktur” budaya yang memang mendarah daging secara lebih menyeluruh pada kehidupan masyarakat kita.

Darah daging itu bisa jadi tak hanya bersekala budaya atau kebudayaan, bisa jadi ia sudah merupakan peradaban. Terutama apabila disepakati bahwa korupsi materiil hanyalah salah satu output “kecil” dari dasar-dasar jiwa korupsi yang juga bisa menemukan manifestasinya pada prilaku lain, pada pola berfikir, cara pandang, cara memahami dan cara merasakan, bahkan cara memahami dan melaksanakan iman.

Tak pernah berhenti kita bertanya:
“di kedalaman jiwa manusia, apakah korupai itu merupakan pristiwa mental, pristiwa ilmu, pristiwa ahlak , pristiwa iman, atau apa ????

Kalau sudah sampai ke kompleksitas itu, kita yang dipanggung berteriak “Wahai Kaum Koruptor....” tidak otomatis kita sendiri bukan koruptor. Atau kekhusyukan seseorang dalam beribadah, status mulia seseorang dalam kegiatan ke agamaan, citra bersih seseorang dalam publik tidak serta merta mengandung arti bahwa yang bersangkutan berada di luar lingkaran, jaringan dan sistem korup. Bahkan kita yang bertugas memberantas korupsi, perlu mengaktifkan terus-menerus kewaspadaan diri untuk manjamin bahwa dalam berbagai konteks dan nuansa itu langkah-langkah kita agar benar-benar bebas dari potensialitas korupsi. Apalagi sejumlah pagar eksternal atau internal yang tidak selalu bisa kita atasi membuat langkah-langkah kita tampak di mata orang lain sebagai “tebang pilih”.


Baru-baru ini juga muncul ormas atau pasukan,gerakan,kelompok atau apalah, Entah mereka datang dari mana dan tujuan mereka apa atas dasar apa dan berupa kepercayaan apa melarang Bangsa Indonesia untuk menghormati Benderah Merah Putih.
Saya sangat tidak setuju dengan tingka laku, kepercayaan mereka yang malah menambah rumit bangsa ini padahal hormat bukan berarti menyembah apalagi meminta pertolongan.
Jika semua rakyat indonesia mempunyai pemikiran-pemikiran yang menyimpang dari orang banyak maka negara kita gak bakal berubah sampi kapan pun.

Heeeeey, para ormas-ormas yang mempunyai fatwah-fatwah aneh.
Dengerin sebenarnya mata kalia pada kemana bangsa indonesia emang dari dulu-dulu sudah hormat kepada Sang Merah Putih, kenapa kalian usik sedangkan para koruptor yang hormat kepada uang kalian diemin.

Kalo masih belum bisa mikir sama berkaria buat ngeritik jangan dulu berdiri dan berteriak sembarangan apalagi cara dan keritikan kalian sangat menyimpang dari yang bangsa ini butuhkan.

Saya harap kalian mengerti apasi permasalahan negara kita sekarang.

JENDELA SEJATI UNTUK PRAJURIT SEJATI

Bukan jabatan,melainkan jiwa.
Menjadi tentara tidak sama dengan menjadi bupati, Gubernur, Mentri atau Presiden. Tentara itu jiwa, Presiden itu jabatan. Jabatan presiden akan ditinggalkan dan meninggalkan (dengan paksa) orang yang menyandangnya, sedangkan ketenaran adalah jiwa yang menyatu dengan manusianya, adalah ruh yang tak bisa di copot kecuali oleh penghianatan dan ketidaksetiaan, adalah kepribadian yang mendara daging sampai maut tiba.

Ada sebuah perbedaan antara Pemimpin dan Mahasiswa.
1. Pemikiran seorang pemimpin jaman sekarang adalah, “Jangan ditanya seberapa banyak yang ku lakukan untuk negara, Tetapi tanyakanlah seberapa banyak hasil negara yang di ambil (untuk para koruptor)”

2. Mahasiswa itu generasi muda penerus bangsa jadi berikan lah perlawanan untuk para pemimpin kita yang salah meskipun hanya lewat kata.

“jangan ditanya seberapa banyak yang negara kasi buat saya, Tapi tanyakanlah
seberapa banyak yang saya kasi untuk negara”

itulah jiwa pemimpin baru untuk negara dari seorang mahasiswa, lakukanlah apapun yang kalian bisa untuk perubahan negara kita.
Amin semoga semua generasi muda sesuai dengan harapan kita semua.
Yang jelas buatlah negara kita lebih maju dan terpandang dari sebelumya.

Ok kita lanjut lagi ya.....
Jabatan sangat disukai oleh manusia yang menyandangnya, tetapi sangat bisa jadi jabatan diam-diam tidak menyukai manusia yang menyandangnya. Tetapi, jiwa ketentaraan adalah cinta dan kebangaan yang menangis jika manusianya menghianatinya, dan manusia yang menghianati jiwa ketentaraan itu tidak memiliki kemungkinan lain kecuali terjerembab ke jurang kehancuran.

Orang dengan jabatan akan mengalami post power syndrome, tetapi orang dengan jiwa ketentaraan tidak mengenal kata “post”, tidak mengenal kata “bekas” atau mantan. Tentara boleh tidak bertugas lagi, boleh menjadi vetran, tetapi itu hanya urusan administrasi dan birokrasi formal, sedangkan kepribasian ketentaraanya tidak bisa dikelupas dari manusianya meskipun oleh kematian.

Dengan pemahaman seperti itu, maka andalan utama prajurit dalam bermasyarakat bukanlah jabatandan kekuasaan, bukanlah kegagahan dan kekuatan, melainkan kesetiaan dan sikap yang penuh perhatian kemanusiaan.

Minggu, 03 Juli 2011

Politik I2 Enak Untuk Di Gelitik Dan Di Keritik

Indonesia termasuk salah satu negara yg berprestasi dan ungul dalam bidang “KORUPSI” bahkan berhasil mendapatkan predikat,juara,dan pemenang, yg gk tertandingi dg bangsa lain. Keren loh bahkan katanya negara kita masuk 10/5 besar, hehehehehehehehehehehehehehe..... Tepuktangan.....

Kalo lagi debat teriakan mereka kyk gni. Gue yg bener lu salah... semuanya ngotot kayak balita yg ribut rebutan popok yg bagus dan keren....
Lucunya sekarang semua rakyat dh pinter eksis tampil di depan tv, tanpa terkecuali rakyat yg kalangan atas (Konglomerat) dan kelangan bawah (Melarat).....
Heeeeeeeeeeeeem......
Nih cara eksis sekarang sangat gampang dan simpel....
1. Berteriaklah dg apa yg akan terjadi dg anda, exsampel :
Rakyat quw tercinta, dengerin saya baru2 ini saya telah di jadikan sasaran ataw target selanjutnya, ada bukti berupa gambar dari salah satu album kesayangan saya “dady engkong buser” saya di targetkan akan di tusuk dari belakang, ini perbuatan keji dan merugikan rakyat, heeem ini dia para babe2 yg di atas siapa yg terancam nasip rakyat di bawa2.

2. Gaya rambut Harajuku lagi teren nih di negara kita, dengan banyaknya gaya dan model rambut yg unik2, peluang mendapat vocer/tiket jalan2 geratis sangat banyak dan datang dari berbagai pihak.
Hehehehehe....

3. Dua di atas i2 bwat para (konlomerat) nah gi mana bwat kita para pemeran yg (Melarat), gini caranya.
Negara kita kan sekarang lagi heboh jga di industri musik, jadi keluarkanlah “hits singel” dari album tembang kenangan ataw lawakan anda.

Negara Indonesia adalah negara yg demokerasi bebas berpendapat dan berkarya, ntah i2 lewat lagu ataw gaya rambut dan adegan2 panas.
Semua mengambil satu tujuan yg sama hanya untuk “Eksis”......

Sekaran gk perlu lagi rame2 melakukan demo demi mengunkapkan sebuah Ekspresi, Inspirasi dan Kekecewaan, kenapa gak lewat karya2 unik lewat lagu yg bersajakan cinta, kasih sayang terhadap rakyat, ok kalian berteriak bahwa kalian memikirkan nasip rakya bangsa yg mungkin gk dipikirkan oleh para pemimpin kita.
Sangat di sayangkan dari sekian banyak kreatif kalian yg pada rame2 turun di jalan kebanyakan gak ada yg di dengerin, padahal udah mati2an bawa Kerbau dan beragam jenis hewan peliharaan kalian.

Sebenernya cara kalian hanya menghambat jalan perekonomian dan bikin macet jalan kita sendiri, ia kalo yg kena macet orang2 yg habisin uang rakyat, gi mana kalo yg kena macet para teman2 yg mau mengharumkan Bangsa kita tercinta ini. Seperti Pelajar dan Penajar....
Saya rasa cukup dong lakuin hal2 yang slah dan bodoh, pikirkan cara lain krna apa akibat ulah kita para penyampai dan pembela rakyat kecil malah bikin macet jalan dan dampaknya merugikan rakyat kecil yg kita bela2.

Cobalah kita sama2 berfikir mencari cara yg lebih gampang dan lebih didengar oleh selurh jajaran kalangan Atas, Menengah dan bawah.
Kenapa tidak kita coba lewat lagu, puisi, video, dan sebagainya.
Ataw jangan2 kalian pada takut di tangkap dan berhadapan langsug dg orang yg kita keritik.
Bukanya tujuan turun di jalan jga untuk menemui mereka yg kita keritik.
Kalau pun kita di penjara karna perbuatan kita, yah jangan ambil pusing lah para sipir penjara sudah menyiapkan bermacam2 gaya rambut dan telah berlebelkan harga masing2 setiap gaya rambut i2 sendiri. Semua disediakan untuk kita yg kange akan keluarga tercinta katanya ci, tapi gk tau juga kebenaranya....

Kecuali jika kalian juga masih memikirkan nasip abang2 sipir penjara, kalo banyak yg masuk penjara kan mereka jga yg harus beli banyak rambut2 harajuku gaya baru.
Mugkin kalian merasa kasian dengan sipir yg bergaji pas2an dan harus membeli bermacam gaya rambut.
Uang dari mana.....
I2 kah yg jadi permasalahan kalian.
Tenang kok biaya pembayaran rambut i2 dah di tanggung oleh seseorang....
Siapa....?????
Om yg memesan gaya rambut pertama kali i2 lah penanggung biaya bwat rambut2 tadi....

Jadi beres kan.....

Pesan saya buat para pembela nasip rakyat kecil. Udalah berhenti melakukan keributan yg gak menutup kemugkinan Expresi kalian gak ada yg di dengerin sama para pejabat negara yg telah kita keritik cara kerjanya, bahkan rakyat kecil pun males denger dan lihat apa yg udah kalian lakukan untuk mereka.
Jika pendapat kita gk di dengerin semua temen2 malah lakuin yg namanya anarki, yg dampaknya menyakiti diri kita sendiri dan bangsa kita, bahkan gak jarang menjatuhkan korban demi rakyat kecil.
Artinya : kita membela rakyat kecil tapi malah menyakiti rakyat kecil

Nilainya sama kayak para koruptor dan para pejabat tinggi negara yg lain, di satu sisi mereka memikirkan dan mengurus keperluan rakyat, tapi di sisilain juga mereka mencekik kehidupan rakyat kecil.
Ini pembunuhan secara halus ataw “Kanibal Berdasi” ......
Jadi udah cukup kita bertindak semena2 terhadap dirikita sendiri dan Bangsa kita.
Pembunuh gk sah di tambah tapi di hilangkan.

Buatlah Bangsa kita menjadi Bangsa yg maju dan terpandang.
Buat orang mengenal Bangsa kita dengan adat-stiadat, Budaya, prestasi yg kita punya.

Lihat betapa banyak anak2 bangsa yg ada di negara orang, yg ternyata mereka putra dan putri Indosesia.
Mereka lebih memilih tingal dg orang lain dari pada tingal di Rumah sendiri,
Karna apa... mereka gak bisa konsentrasi dg apa penemuan mereka dan gi mana cara kembanginnya di negara kita.
Semua karna ulah orang2 di sekelilingnya yg membuat mereka terusik dan pergi.

Ini ni kerugianya... heboh krna ada yg menyakiti rakyat kecil. Seharusnya kita malu dengan bangsa lain. Padahal masih banyak anak2 bangsa yg lagi mengharumkan Garuda di negara orang, mereka rela gak pulag dan meningalkan tanah kelahiranya demi Bangsa yg dicintainya.
Tapi karna mendengar bangsanya telah kacau dan di Jajah oleh penghuninya sendir, Maka mereka lebih memilih menetap di negara orang.
Terus kita setiap harinya akan kehilangan aset2 negara yg berharga mahal.

“SEKARANG SAATNYA UNTUK BERFIKIR”

Ataw kita akan tengelam sama2 dalam kemiskinan pendidikan selamanya....
Dan tertingal oleh Bangsa lain setiap detiknya....


“Noptalius11zoon”

Palembang 1 Februari 2011