Pages

Subscribe:

About

Jumat, 11 Mei 2012

... "IBU TIDAK PUNYA DUIT NAK ..!" ...





                               Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Kalimat ini begitu sering terdengar oleh telinga kita, saat kita masih kecil dan sering merengek untuk dibelikan sesuatu oleh ibu.

Mungkin juga kita yang kini sudah menjadi orangtua sering menuturkannya, saat anak mengiba dengan wajah memelas dan tiada daya untuk kita untuk menyetujui keinginannya karena memang benar kita tidak punya duit.

Sebagai orangtua tentu kita ingin memberi. Memberi apa saja yang anak inginkan, apalagi bila kita tahu bahwa apa yang diinginkan adalah hal bermanfaat untuknya.

Kalimat itulah yang diucapkan oleh Kasinem, seorang ibu berusia lebih dari 40 tahun, kepada anaknya yang memilih kuliah di Universitas Indonesia, Depok.

Dalam keterbatasan penghasilan yang ia dapatkan, sebagai seorang cleaning service di sebuah rumah sakit, ditambah hidup tanpa suami, itu semua tidak membuat Kasinem menjadi patah arang. Ia begitu yakin bahwa Allah SWT menjamin kehidupan setiap hamba-Nya.

Buktinya kini ia masih dikaruniai seorang anak bernama Bagas yang cerdas dan lulus UMPTN pada dua universitas pilihannya. Yang pertama di STAN dan kedua pada Fakultas Teknik .

Tentu saja saja sang Ibu amat bersyukur mendengar kabar anaknya lulus tes. Sebab keterbatasan penghasilan, ia membujuk anaknya agar mengambil kuliah di STAN, yang bebas biaya. Namun, sang anak  malah tertarik pada bidang teknik, yang memang digemarinya. Maka, di malam itulah sang Ibu dan putranya berdiskusi untuk menentukan pilihan.

"Kamu pilih kuliah di STAN saja ya Nak ..." terdengar suara Ibunda membujuk. "Kuliah di sana gak pakai bayar, kamu kan tahu penghasilan ibu. Untuk kamu sekolah di SMU saja ibu sudah ngos-ngosan, apalagi kalau harus bayar uang kuliahmu ..." kalimat demi kalimat meluncur dari mulut sang Ibu seraya berharap putranya mau menuruti nasehat. "Tapi aku tidak suka akunting, Bu! Aku lebih suka bidang teknik. STAN itu aku pilih sebab ibu menyuruhku memilihnya." jawab Putranya.

"Tapi Ibu tidak punya uang untuk membayarnya. Darimana kita bisa dapat uang kuliahmu?" sergah sang Ibu sekali lagi.

"Kalau memang Ibu tidak sanggup, aku sudah besar. aku sanggup cari kerja untuk membiayai kuliah ...!" ego anak beranjak dewasa muncul dari mulut Putranya. Ada keseriusan terpancar dari mimik wajahnya.

Hal ini tidak membuat sang Ibu tersinggung, malah dalam hati ia akan memperkuat jalinan karang muda yang kini mulai berani menantang gelombang hidup. "Aku akan membantumu Nak, sekuat tenagaku!"batin sang bunda.

27 juta rupiah dana yang harus disiapkan untuk masuk fakultas teknik . Jumlah yang terbilang besar untuk mereka itu harus terkumpul dalam waktu kurang dari 2 minggu.

Segala ikhtiar lahir & batin telah mereka tempuh. Di malam hari, Tahajjud dan Munajat kepada Allah Dzat Yang Maha Mendengar, rutin mereka kerjakan. Semakin dekat hari pendaftaran kuliah dan pembayaran uang pangkal, hati mereka semakin berdebar. Membuat mereka semakin giat bermunajat.

"Dialah Allah SWT yang mampu mengabulkan setiap permintaan hamba-Nya ...." ibu amat mengerti itu! Lagipula ia sudah tidak punya lagi tempat bersandar. Ia pulangkan semua kegelisahan itu kepada Sang Khalik. Tak satupun malam yang ia lewatkan tanpa berdiri, rukuk, sujud dan mengadu kepada Tuhannya. Tak lupa ia selalu membangunkan anaknya untuk shalat malam bersama.Sungguh, doa pada sepertiga malam terakhir tidak akan tertolak.Inilah do'a yang kerap mereka baca kepada Allah SWT di malam hari:

Yaa Hayyu Yaa Qayyum birahmatika nastaghits ... Aslih sya'nana kullahu wa la takilna ila anfusina tharfata ainin.

"Wahai Dzat Yang Maha Hidup & Berdiri, dengan rahmat-Mu kami memohon pertolongan ... Perbaikilah segala kondisi hidup kami. Jangan Engkau biarkan kami hanya bersandar pada diri sendiri meski hanya sekejap mata."

Hari pembayaran uang pangkal semakin dekat. Kekhawatiran di hati mereka semakin menjadi. Sampai akhirnya datanglah seorang tetangga yang membutuhkan pertolongan Kasinem untuk mengerjakan sesuatu di rumahnya.

Saat sang ibu membantunya di rumah tetangga tersebut, maka sampailah pembicaraan mereka berdua tentang kelanjutan sekolah anaknya.

Tetangga ini tahu bahwa anaknya adalah anak yang baik, cerdas, shalih dan suka membuat orang lain jadi senang. Saat pertanyaan meluncur dari mulut tetangganya, tiba-tiba air mata Sang ibu mengembang. Tak kuasa ia bercerita kepada tetangganya bahwa saat ini dirinya dalam kegamangan sebab kemungkinan tidak dapat membiayai anaknya untuk kuliah. Ibupun hanya bertutur tanpa sedikitpun berharap agar tetangganya itu mau membantunya.

Namun siapa yang pernah menyangka, bila Allah sudah berkenan memberikan pertolongan lalu membukakan hati seorang hamba-Nya yang lain untuk membantu saudaranya yang kesusahan.

Tiba-tiba tetangga itu memeluk sang ibu. Ia coba merasakan kesulitan yang tengah dihadapinya.Tetangga itu turut meneteskan air mata. Usai puas berpelukan, maka tetangga tersebut menyuruh Kasinem untuk menunggu sebentar.

Ia pun masuk ke dalam kamar. Tak lama ia keluar lagi sambil menjinjing sebuah amplop. Lalu amplop itu diserahkan kepada sang ibu seraya berujar, "Pakailah uang ini untuk kuliah anakmu. Ini adalah tabunganku, suamiku pun tak tahu. Pesanku ..., tolong rahasiakan hal ini jangan sampai seorang pun tahu!"

sang ibu ingin sekali menolak bantuan itu sebab malu, namun ia tahu waktu hanya tersisa sedikit untuk mencari dana sebesar itu. Tiba-tiba ia merasa bahwa inilah ijabah do'a dari Allah SWT untuknya dan putranya.

Sekali lagi sang ibu memeluk tetangganya dan ia pun tak henti-hentinya berucap terima kasih kepada tetangganya yang baik hati.Hari pendaftaran telah tiba. anaknya itu pun, kini sudah dapat menimba ilmu di Fakultas Teknik. 

Siapa yang mengira bahwa seorang anak cleaning service bisa kuliah dengan biaya semahal itu. Dialah Allah Yang telah menentukan. Saat Dia berfirman Kun fayakun ... jadi, maka jadilah ...! Subhanallah .....

~ O ~

Semoga bermanfaat dan Dapat Diperoleh Hikmah-Nya ...

(Share dari: alhikmahonline.com) 

0 komentar: